Merumuskan Keyakinan Kelas dan Tahapan Segitiga restitusi

Daftar Isi

 Judul Kegiatan : Merumuskan Keyakinan Kelas dan Tahapan Segitiga restitusi

Nama : Hapri, S.Pd

Calon Guru Penggerak Angkatan 8 Kabupaten Majene Sulawesi Barat

SMA Negeri 3 Majene

Latar Belakang

Filosofi Ki Hadjar Dewantara yang menitikberatkan pendidikan yang berpusat pada peserta didik menjadi landasan utama bagi peran guru penggerak. Guru penggerak memiliki peran kunci dalam menghadirkan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi unik setiap peserta didik. Dengan memahami filosofi ini, guru penggerak akan berupaya menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan berdaya tarik bagi peserta didik, sehingga mereka merasa dihargai dan termotivasi untuk berkembang.



Tujuan pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam proses “menuntun” anak, pendidik sebagai pamong/pendamping diberi kebebasan, dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang pendidik dapat memberikan “tuntunan” agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar dan mencapai tujuan belajar. Ki Hajar menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Pendidikan memfasilitasi anak untuk berkembang sesuai zamannya tanpa harus kehilangan akar budaya daerahnya.

Dalam lingkungan sekolah yang menerapkan budaya positif, setiap interaksi dan aktivitas diarahkan untuk meningkatkan sikap saling menghargai, kerjasama, kejujuran, dan empati di antara siswa dan staf sekolah. Guru, staf, dan pengawas sekolah berperan sebagai panutan dan teladan bagi siswa, sehingga pesan-pesan nilai positif dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun Hal yang mendasari dalam merancang tindakan ini yaitu saya ingin menerapkan disiplin positif dengan membuat keyakinan kelas secara bersama-sama. Hal ini sangat penting dilakukan khsusnya di sekolah saya, karena untuk menumbuhkan budaya positif di kelas yang mana nantinya dapat mewujudkan nilai-nilai kebajikan sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yaitu Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, Berkebinekaan Global, Bergotong Royong, dan Kreatif. Budaya positif membantu murid untuk melakukan hal positif sehingga dapat membentuk karakter baik yang kelak akan bermanfaat untuk mereka.

Kemampuan siswa dalam menggunakan tahapan Segitiga Restitusi merupakan hasil dari penerapan budaya disiplin positif di sekolah. Melalui pendekatan ini, siswa diajarkan untuk memahami dan menerapkan konsep Segitiga Restitusi sebagai alat untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang konstruktif dan penuh tanggung jawab.

Selain itu, saya juga ingin menumbuhkan motivasi intrinsik murid dalam melaksanakan budaya positif ini. Dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya akan terbangun, sehingga dapat menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat mencapai tujuan mulia yang diinginkan (Diane Gossen, 1998). Melalui penerapan keyakinan kelas ini dapat menumbuhkan motivasi internal setiap murid untuk benar-benar “merdeka” yaitu mereka dapat cakap memerintah diri sendiri dalam melakukan disiplin positif di kelas dan juga di lingkungan sekolah.

Tujuan

1. Menciptakan lingkungan kelas yang aman, inklusif, dan mendukung pembelajaran.

2. Meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

3. Mengembangkan keterampilan pengelolaan konflik dan penyelesaian masalah secara positif.

4. Membangun hubungan yang saling pengertian antara guru dan siswa.

5. Mendorong sikap bertanggung jawab, empati, dan toleransi dalam kelas.

Tolok Ukur

1. Terbentuknya keyakinan kelas yang positif yang didasarkan pada saling pengertian dan kesepakatan bersama.

2. Penurunan insiden perilaku negatif dan peningkatan interaksi yang positif antara guru dan siswa.

3. Partisipasi aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran dan kolaborasi dalam kelas.

4. Guru dan Siswa mampu menggunakan tahapan segitiga restitusi dalam menyelesaikan konflik dengan cara yang konstruktif.


Lini Masa Tindakan yang Akan Dilakukan


1. Membuat pemahaman bersama tentang konsep keyakinan kelas dan tahapan segitiga restitusi dengan guru dan staf sekolah.

2. Menyusun pedoman keyakinan kelas yang berisi aturan, norma, dan harapan bersama yang disusun bersama dengan siswa.

3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang memperkenalkan dan mempraktikkan tahapan segitiga restitusi kepada siswa..

4. Memonitor dan mengevaluasi penerapan keyakinan kelas dan tahapan segitiga restitusi, serta melakukan penyesuaian jika diperlukan..


Dukungan yang Dibutuhkan

1. Dukungan kepala sekolah dalam mendorong dan mendukung implementasi disiplin positif di sekolah.

2. Pelatihan dan bimbingan kepada guru mengenai konsep dan strategi disiplin positif.

3. Kolaborasi dengan orang tua siswa untuk menginformasikan dan melibatkan mereka dalam penerapan disiplin positif.

4. Sumber daya yang mencakup materi pendukung, contoh kegiatan, dan referensi tentang disiplin positif.


Hasil dari Aksi Nyata

Respon semua teman guru sejawat yang hadir sangat mengapresisi, terlihat dari materi yang disampaikan dapat memunculkan bebrapa pertanyaan dan tanggapan dan semua mengarah pada hal pemahaman dan persamaan persepsi.  Tantangannya kedepan untuk guru dalam menyusun dan merumuskan keyakinan kelas adalah menciptakan keyakinan yang inklusif dan relevan bagi semua siswa. Dalam menghadapi keragaman peserta didik dari berbagai latar belakang, minat, dan kemampuan, guru perlu mampu merumuskan keyakinan kelas yang dapat mengakomodasi keberagaman tersebut.


Pembelajaran yang di dapat dari Pelaksanaan


Pembelajaran yang didapat dari hasil pelaksanaan antara lain yaitu:

1. Pentingnya Guru dan Siswa membuat keyakinan kelas.

2. Posisi Guru sebagai Fungsi kontrol manajer.

3. Tindakan Guru dalam Melakukan segitiga restitusi dalam menangani murid.

4. Dukungan dari semua warga sekolah dalam menerapkan Budaya Disiplin Positif untuk mewujudkan budaya positif di kelas dan di lingkungan sekolah.


Sesi Berbagi/Diseminasi Modul 1.4 Budaya Positif

Berikut ini tautan link youtube diseminasi aksi nyata modul 1.4 budaya positif : https://www.youtube.com/watch?v=wXfS-HyQHjM

Posting Komentar