Artikel Aksi Nyata Modul 1.4 - Menerapkan Budaya Positif di sekolah Melalui Keyakinan Kelas dan Pendekatan Segitiga Restitusi

Daftar Isi
Artikel Aksi Nyata Modul 1.4
Menerapkan Budaya Positif di sekolah 
Melalui Keyakinan Kelas dan Pendekatan Segitiga Restitusi

Oleh : Arnilah, S.Pd
CGP Angkatan 8
SMK NEGERI 5 MAJENE


A. Latar Belakang

Di sekolah, penerapan budaya positif menjadi landasan yang sangat penting.Penerapan budaya positif di sekolah dapat membantu menumbuhkan motivasi intrinsik dalam diri siswa untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab, disiplin, mandiri, dan berkarakter. Salah satu cara untuk menerapkan budaya positif di sekolah khusunya di kelas adalah dengan membentuk keyakinan kelas dan menerapkan segitiga restitusi. Keyakinan kelas adalah nilai-nilai kebajikan yang diyakini oleh kelas untuk menumbuhkan motivasi intrinsik dan budaya positif di kelas. Sedangkan segitiga restitusi adalah pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah antara siswa dan guru atau antara siswa dengan siswa lainnya. Dalam penerapan keyakinan kelas, guru dapat meminta siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelas dan memberikan umpan balik positif. Sedangkan dalam penerapan segitiga restitusi, guru dapat mengajarkan siswa tentang konsep segitiga restitusi dan memberikan contoh-contoh situasi di mana segitiga restitusi dapat diterapkan. Dengan menerapkan budaya positif melalui keyakinan kelas dan pendekatan segitiga restitusi, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang positif, inklusif, dan mendukung di sekolah, serta meningkatkan motivasi, tanggung jawab, disiplin, dan kemandirian siswa. 


B. Tujuan

Tujuan dari penerapan budaya positif di sekolah adalah untuk menumbuhkan karakter positif pada siswa dan menciptakan lingkungan yang mendukung, inklusif, dan kolaboratif. Dengan membangun budaya positif, sekolah dapat menciptakan suasana yang harmonis, mendukung perkembangan siswa, dan meningkatkan kualitas pendidikan. Selain itu, penerapan budaya positif di kelas dapat membantu menumbuhkan motivasi intrinsik pada siswa, meningkatkan rasa tanggung jawab, disiplin diri, dan kemandirian pada siswa, serta meningkatkan keberanian dan kepercayaan diri dalam berpendapat.Dengan demikian, penerapan budaya positif di sekolah dapat membantu siswa menjadi pribadi yang bertanggung jawab, disiplin, mandiri, dan berkarakter


C. Tolak Ukur

  • Terbentuknya partisipasi siswa dalam pembelajaran yang didasarkan pada tanggung jawab dan kesepakatan bersama.
  • Kuragnya frekuensi konflik yang terjadi anatar guru dan siswa.
  • Partisipasi aktif siswa dalam kegiatan di kelas ataupun di sekolah
  • Siswa mampu menyelesaikan masalah dengan menggunakan segitiga restitusi.


D. Linimasa Tindakan

  • Identifikasi permasalahan yang ada melalui survei dan wawancara dengan siswa, guru, dan staf sekolah.
  • Sosialisasikan tujuan program kepada seluruh komunitas sekolah.
  • Bentuk tim kerja untuk mengembangkan rencana aksi dan program pelatihan bagi guru dan staf terkait budaya positif
  • Lakukan pelatihan kepada guru dan staf untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung.
  • Sosialisasikan pentingnya budaya positif kepada siswa melalui penerapan keyakinan kelas pada kegiatan pembelajaran di kelas maupun kegiatan ekstrakurikuler.
  • Lakukan evaluasi program untuk menilai dampak dan efektivitasnya. 


E. Dukungan yang Dibutuhkan

  1. Dukungan penuh dari kepala sekolah, guru beserta  staf untuk melaksanakan kegiatan ini.
  2. Partisipasi dan dukungan orang tua dalam mendukung upaya menciptakan budaya positif di sekolah.
  3. Pelatihan dan bimbingan untuk guru dalam mengelola kelas dengan pendekatan segitiga restitusi
  4. Sumber daya seperti buku, materi, dan perangkat lain untuk membantu dalam program pelatihan
  5. Deskripsi Aksi Nyata

Sebelum aksi nyata dilakukan terlebih dahulu diadakan konsultasi dengan kepala sekolah membicarakan tentang pelaksanaan kegiatannya juga diminta kesediaan waktu dari rekan-rekan guru untuk mengikuti kegiatan tersebut. Setelah mengadakan konsultasi dengan kepala sekolah dan rekan-rekan guru, kegiatan ini dilaksanakan pada  tanggal 22 Juli 2023 di SMK Negeri 5 Majene  pada pukul 09.00 pagi hingga selesai dan dalam kegiatan ini melibatkan seluruh komunitas sekolah, termasuk kepala sekolah, guru dan juga staf di SMK Negeri 5 Majene. Guru dan staf diberikan pemahaman tentang pentingnya budaya positif.


G. Hasil Aksi Nyata

Setelah diadakan sosialisasi budaya positif di sekolah, diharapkan para guru akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, ramah, dan menghargai keberagaman. Dan rekan-rekan guru memahami tentang pentingnya menerapkan budaya positif sehingga terjadi peningkatan yang signifikan dalam kualitas budaya kelas Selain itu, tingkat stres dan ketegangan di kelaspun berkurang, dan siswa lebih mudah mengekspresikan perasaan serta pendapat mereka secara positif sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan.. Diharapkan pula guru-guru akan menjadi teladan dalam perilaku yang sopan, bijaksana, dan bertanggung jawab, sehingga membantu menciptakan suasana belajar yang aman dan positif bagi semua siswa.


H. Pembelajaran yang Didapatkan

sosialisasi tentang budaya positif di sekolah memberikan pembelajaran berharga tentang penghargaan terhadap perbedaan, dampak kata-kata dan tindakan, pemecahan masalah yang konstruktif, kolaborasi, dan pengembangan sikap positif.  Melalui penerapan budaya positif kita belajar bahwa pendekatan yang berpusat pada solusi, seperti merumuskan keyakinan kelas dan menerapkan segitiga restitusi, dapat mengubah kondisi kelas menjadi lebih menarik dan menyenangkan yang dapat membangun rasa saling percaya, dan mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka.Semua ini menjadi pondasi penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, aman, dan nyaman.


I. Rencana Perbaikan

  1. Melakukan evaluasi pada setiap program yang di lakukan
  2. Mengidentifikasi area perbaikan yang mungkin diperlukan. Dan melakukan pemantauan berkelanjutan untuk memastikan budaya positif terus dijaga dan ditingkatkan di sekolah.
  3. Melibatkan siswa secara aktif dalam menilai efektivitas program budaya positif dan memberikan masukan untuk perbaikan lebih lanjut.


Posting Komentar