BSClGSO9TSG9TSYoTSr9TSdiTY==

Temuan Kunci BPOM Terkait Keracunan Makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

Menindaklanjuti serangkaian Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah merilis temuan investigasi komprehensif. Laporan ini merangkum analisis BPOM terhadap kasus-kasus yang terjadi sepanjang periode Agustus-September 2025.

Ringkasan Temuan Utama di Dapur MBG

Investigasi BPOM melaporkan adanya 13 temuan krusial di dapur penyelenggara (SPPG); temuan-temuan utama yang dirinci dikelompokkan ke dalam tiga kategori masalah sebagai berikut.

Kategori 1: Kegagalan pada Fasilitas, Peralatan, dan Lingkungan

Temuan dalam kategori ini menyoroti masalah fundamental pada infrastruktur fisik dan kebersihan lingkungan dapur.

Berita lengkap terkait

  • Fasilitas Pendingin Tidak Memadai: Jumlah, kesesuaian suhu, dan kalibrasi fasilitas pendingin yang digunakan untuk menyimpan bahan makanan tidak memenuhi standar yang disyaratkan.
  • Sarana Kebersihan Kurang Layak: Tempat pencucian dan fasilitas untuk mengeringkan wadah makanan (ompreng) ditemukan tidak memadai, sehingga berisiko menimbulkan kontaminasi silang.
  • Pengendalian Hama Tidak Efektif: Upaya untuk mengendalikan hama dan vektor di lingkungan dapur belum berjalan secara efektif.
  • Kebersihan Bangunan dan Peralatan Buruk: Proses pembersihan pada peralatan masak, nampan (tray), bangunan, serta lingkungan dapur secara umum dinilai kurang optimal dan tidak terjaga kebersihannya.

Kategori 2: Kegagalan pada Standar dan Proses Pengolahan

Temuan ini menunjukkan adanya pelanggaran serius terhadap prosedur dan standar keamanan pangan yang seharusnya diterapkan.

  • Ketiadaan Standar Operasional: Dapur MBG (SPPG) terbukti tidak memiliki standar acuan yang jelas, baik dari Badan Gizi Nasional (BGN) maupun standar Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB).
  • Penanganan Bahan Baku Tidak Sesuai Aturan: Proses penting seperti pemilihan, penerimaan, dan penyimpanan bahan baku makanan tidak dilaksanakan sesuai standar keamanan pangan.
  • Proses Memasak Tidak Terkontrol: Suhu dan waktu pemasakan, yang merupakan dua faktor krusial untuk membunuh bakteri berbahaya, tidak tercapai sesuai standar keamanan.
  • Tidak Ada Pemantauan Tahap Kritis: Tidak dilakukan pemantauan pada tahap-tahap kritis dalam proses produksi, seperti pengecekan rutin suhu lemari pendingin dan pengukuran suhu internal produk yang sudah matang.

    Berita lengkap terkait

Kategori 3: Kegagalan pada Faktor Manusia dan Praktik Higienis

Kategori terakhir ini berfokus pada kurangnya pengetahuan dan penerapan praktik kebersihan oleh para staf dapur.

  • Pengetahuan Keamanan Pangan Rendah: Para penjamah pangan atau staf dapur belum mendapatkan pengetahuan yang cukup mengenai prinsip-prinsip dasar keamanan pangan.
  • Praktik Higienis Pribadi Tidak Konsisten: Praktik kebersihan pribadi yang baik selama proses pengolahan makanan tidak dilaksanakan secara konsisten, misalnya dalam penggunaan masker, sarung tangan, dan penutup kepala (hair net).



Implikasi Utama dari Temuan BPOM

Secara kolektif, temuan BPOM menunjukkan adanya kegagalan sistemik yang parah pada operasional dapur MBG. Kegagalan ini mencakup tiga aspek vital: infrastruktur fisik yang tidak memadai, prosedur standar yang diabaikan, dan kompetensi sumber daya manusia yang kurang. Kombinasi dari masalah-masalah ini secara kumulatif menciptakan risiko kesehatan publik yang serius dan tidak dapat diterima bagi para penerima program.

Sumber Informasi

Sumber: Diringkas dari pemaparan Kepala BPOM dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, sebagaimana dilaporkan oleh Kompas.com pada 2 Oktober 2025.

Komentar0

Type above and press Enter to search.