Berikut contoh kegiatan pembelajaran yang menunjukkan penerapan setiap tahap dalam menciptakan Momen AHA pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, dengan konteks topik makna denotatif dan konotatif
Tahap
|
Strategi Guru
|
Contoh 7egiatan di Kelas
|
|---|---|---|
a. Bangkitkan Rasa Ingin Tahu |
Gunakan pertanyaan pemantik, teka-teki, atau fenomena menarik. |
Guru menulis dua kalimat di papan tulis: “Bunga itu tumbuh di taman” dan “Dia adalah bunga desa.” Guru bertanya, “Apakah kedua kalimat ini memiliki arti yang sama?” Siswa diminta menuliskan pendapatnya dan menjelaskan alasan mereka.
|
b. Ciptakan Konflik Kognitif |
Hadirkan situasi yang menantang pemahaman awal siswa. |
Sebagian siswa menjawab bahwa kedua kalimat itu sama-sama tentang bunga, tetapi sebagian lain bingung kenapa “bunga desa” merujuk pada orang. Guru lalu menampilkan gambar taman bunga dan foto seorang gadis sambil bertanya, “Mengapa kata ‘bunga’ bisa memiliki dua makna berbeda?”
|
c. Fasilitasi Eksplorasi |
Berikan ruang untuk mencoba, gagal, dan berdiskusi. |
Siswa dibagi menjadi kelompok kecil dan diberikan beberapa kalimat seperti: “Kepala sekolah memimpin rapat” dan “Kepala batu itu sulit diatur.” Masing-masing kelompok diminta menentukan mana makna denotatif dan mana konotatif, serta menuliskan alasan di kertas karton.
|
d. Bimbing dengan Pertanyaan Reflektif |
Arahkan dengan pertanyaan yang menggugah, bukan jawaban langsung. |
Guru berkeliling dan mengajukan pertanyaan seperti: “Bagaimana kamu tahu kalau makna kata itu bukan makna sebenarnya?” atau “Apa yang membuat kalimat itu terasa berbeda?” Siswa mulai menyadari bahwa makna kata bisa berubah tergantung konteks kalimat.
|
e. Konfirmasi dan Rayakan Momen AHA |
Validasi pemahaman baru siswa dan beri apresiasi. |
Guru menegaskan bahwa makna denotatif adalah makna sebenarnya, sedangkan konotatif adalah makna kias. Guru berkata, “Kalian hebat! Kalian baru saja menemukan sendiri perbedaan makna denotatif dan konotatif!” Siswa tersenyum dan merasa bangga karena akhirnya paham. |

Komentar0